LAPORAN PRAKTIKUM KIMIA ANORGANIK II “Pemurnian Bahan Melalui Rekristalisasi” DISUSUN OLEH Syaehul Islam 20160111054014 Dosen Pembimbing Drs. Frans Deminggus, PROGRAM STUDI PENDIDIKAN KIMIA JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN IPA FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS CENDERAWASIH JAYAPURA 2018 PERCOBAAN VIII PEMURNIAN BAHAN MELALUI REKRISTALISASI Tujuan dari praktikum ini adalah untuk mempelajari salah satu metode pemurnian yaitu rekristaliasasi garam dapur. Teknik yang paling sederhana dan efektif untuk pemurnian padatan senyawa organik adalah kristalisasi. Memperoleh suatu senyawa kimia dengan kemurnian yang sangat tinggi merupakan hal yang sangat esensi bagi kepentingan kimiawi. Metode pemurnian suatu padatan yang umum yaitu rekristalisasi pembentukan kristal berulang. Metode ini pada dasarnya mempertimbangkan perbedaan daya larut padatan yang akan dimurnikan dengan pengotornya dalam pelarut tertentu maupun jika mungkin dalam pelarut tambahan yang lain yang hanya melarutkan zat-zat pengotor saja. Pemurnian demikian ini banyak dilakukan pada industri-industri kimia maupun laboratorium untuk meningkatkan kualitas zat yang bersangkutan. Metode kristalisasi didasarkan pada perbedaan daya larut antar zat yang dimurnikan dengan kotoran lain dalam suatu pelarut tertentu. Beberapa persyaratan suatu pelarut dapat dipakai dengan proses rekristalisasi antara lain Ø Memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan zat pengotor. Ø Tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal Ø Mudah dipisahkan dari Kristal. Ø Bersifat inert tidak mudah bereaksi dengan Kristal. Dalam percobaan ini dipelajari dengan cara memurnikan natrium klorida dari garam dapur dengan menggunakan air sebagai pelarutnya. Natrium klorida NaCl merupakan komponen utama dalam garam dapur. Komponen lain yang bersifat pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, Fe3+, SO42-, I- dan Br-. Agar daya larut antara NaCl dengan pengotor cukup besar, maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat penambahan tersebut akan membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air. Selain itu kristalisasi dapat dilakukan dengan cara membuat larutan jenuh dengan menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan. Endapan adalah zat yang memisahkan diri sebagai suatu fase padat keluar dari larutan. Endapan mungkin berupa Kristal kristalin atau koloid, dan dapat dikeluarkan dari larutan dengan penyaringan atau pemusingan centrifuge. Endapan terbentuk jika larutan menjadi terlalu jenuh dengan zat yang bersangkutan. Kelarutan s suatu endapan, menurut definisi adalah sama dengan konsentrasi molar dari larutan jenuhnya. Kelarutan bergantung dari berbagai kondisi, seperti suhu, tekanan, konsentrasi bahan-bahan lain dalam larutan itu, dan pada komposisi pelarutnya. Kelarutan endapan bertambah besar dengan kenaikan suhu, meskipun dalam beberapa hal yang istimewa seperti kalium sulfat, terjadi yang sebaliknya. Larutan BaOH2 encer secukupnya Larutan NH42CO3 30 g/L secukupnya 2 buah gelas piala 200 ml 1 set pemanas atau hot plate D. CARA KERJA a Panaskan 75 ml akuades dalam gelas piala 200 ml yang telah ditimbang sampai mendidih untuk beberapa saat. b Timbang 20 gram NaCl, masukkan ke dalam air panas sambil diaduk dan panaskan lagi sampai mendidih, kemudian disaring. c Larutan dibagi menjadi dua bagian untuk dilakukan kristalisasi menurut prosedur di bawah ini. 2. Rekristalisasi melalui penguapan a Tambahkan sekitar 0,5 gram kalsium oksida CaO ke dalam satu bagian larutan garam dapur diatas. b Tambahkan beberapa tetes larutan BaOH2 ener sampai tetes terakhir tidak terbentuk endapan lagi. c Selanjutnya, tambahkan larutan NH42CO3 30 g/L terus-menerus secara bertetes-tetes sambil diaduk. d Saring larutan tersebut dan filtratnya dinetralkan dengan larutan HCl encer. kenetralan larutan dites dengan kertas lakmus. e Uapkan larutan sampai kering, sehingga akan diperoleh kristal NaCl yang warnanya lebih putih dari garam dapur asal. f Timbang kristal tersebut dan hitung rendemen rekristalisasi NaCl yang telah dilakukan. V. HASIL PENGAMATAN No. Perlakuan Hasil Pengamatan 1. 20 gram garam dapur dimasukkan kedalam air mendidih Garam larut dalam air dan terlihat jernih 2. Larutan garam + CaO Terdapat kapur endapan 3. Larutan garam + CaO + larutan BaOH2 Endapan hilang 4. -Larutan disaring -filternya dintralkan + HCL encer Larutan Bening 5. Larutan diuapkan sampai kering Diperoleh Kristal NaCL yang lebih putih dari garam dapur semula. 6. Kristal ditimbang dan dihitung rendemennya Diperoleh rendemen VI. ANALISIS DATA - Berat garam dapur yang di timbang = 20 gram - Berat gelas piala = 101,6 gram - Berat gelas piala dan kristal hasil praktikum = 113,1 gram Berat praktis = kristal NaCl + bert beaker – berat beaker kosong = 113,1 gram – 101,6 gram = 11,5 gram VII. HASIL PERCOBAAN DANPEMBAHASAN Terdapat beberapa cara dalam proses pemisahan dan pemurnian zat yaitu antara lain kristalisasi, destilasi, sublimasi, rekristalisasi, ekstraksi, kromatografi, dan penukaran ion. Namun pada percobaan kali ini terfokus pada pemurnian bahan melalui rekristalisasi dengan menggunakan padatan kristal garam dapur dan Pelarut yang digunakan adalah air. NaCl merupakan komponen utama penyusun garam dapur. Komponen lainnya merupakan pengotor biasanya berasal dari ion-ion Ca2+, Mg2+, Al3+, SO42-, I- dan Br. Agar daya larut antar NaCl dengan zat pengotor cukup besar maka perlu dilakukan penambahan zat-zat tertentu. Zat-zat tambahan itu kan membentuk senyawa terutama garam yang sukar larut dalam air, selain itu rekristalisai dapat dilakukan dengan cara menambahkan ion sejenis ke dalam larutan zat yang akan dipisahkan. Pelarutan sampel sebanyak 20 gram didalam air panas dengan terus mengaduknya dan kemudian memanaskannya hingga mendidih bertujuan agar pengotor-pengotor berupa partikel padat bisa terlepas dan menjadi koloid dalam larutan sehingga dapat terkumpul saat disaring. Pelarutan ini juga mengakibatkan NaCl terionisasi dalam air. Larutan yang telah disaring tersebut akan digunakan untuk kristalisasi melalui penguapan. Pada kristalisasi melalui penguapan, untuk mendapatkan larutan garam yang murni yang terbebas dari pengotor-pengotornya harus diberikan zat yang dapat menarik zat pengotor tersebut, dalam hal ini digunakan CaO dan BaOH2. Pelarut CaO berfungsi untuk dapat mengikat pengotor berupa Ca2+, Mg2+ atau Fe3+ dalam bentuk endapan yang terdapat dalam garam dapur. BaOH2 berfungsi untuk menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya endapan lagi karena penambahan CaO. Setelah larutan tersebut diberi beberapa perlakuan barulah larutan tersebut disaring sebanyak 2 kali agar zat pengotor benar-benar terpisah atau tersaring. Filtrat hasil saringan yang bersifat basa kemudian dinetralkan dengan pemberian 10 tetes HCl encer. Larutan yang telah netral kemudian diuapkan melalui pemanasan hingga betul-betul hanya didapatkan kristal-kristal garam yang bewarna putih. Berat Kristal yang diperoleh yaitu 11,5 gram, dan rendemennya 58%. Hal ini menandakan setengah dari percobaan ini telah berhasil. Kecilnya nilai rendemen yang diperoleh disebabkan oleh beberapa faktor, salah satunya yakni banyaknya Kristal garam yang tertempel pada gelas dan kertas saring walaupun telah dikerok. VIII. KESIMPULAN Dari hasil pengamatan yang telah diperoleh melalui percobaan ini yaitu memurnikan garam dapur dengan menggunakan metode rekristalisasi dan penguapan. dapat disimpulkan bahwa rekristalisasi adalah metode pemurnian bahan dalam hal ini adalah garam dapur dengan pembentukan kristal kembali guna menghilangkan zat pengotor, daya larut dari zat yang akan dimurnikan dengan pelarutnya akan mempengaruhi proses rekristalisasi ketika suhu dinaikkan atau ditambahkan kalor/panas, garam dapur yang direkristalisasi menghasilkan kristal yang berwarna putih bersih dan strukturnya lebih halus/lembut dari semula, garam dapur hasil rekristalisasi yang diperoleh sebesar 24,37 gram dan rendemennya sebesar 58%. TUGAS 1. Ramalkan pengotor apa saja yang masih ada dalam kristal NaCl hasil rekristalisasi? 2. Jelaskan fungsi penambahan masing-masing za tersebut diatas. 3. Jelaskan perbedaan dasar antara metode rekristalisasi dan metode yang lain! JAWABAN 1. Pengotor yang ada dalam Kristal NaCl hasil rekristalisasi adalah berupa partikel padatdan menjadi koloid dalam larutan. 2. a. Penambahan padatan CaO berfungsi untuk dapat mengikat pengotor berupa Ca2+, Mg2+ atau Fe3+. b. Penambahan BaOH2 berfungsi untuk menghilangkan endapan atau mencegah terbentuknya endapan lagi karena penambahan CaO. c. Penambahan HCl untuk menetralkan larutan tersebut. 3. Dalam metode rekristalisasi memberikan perbedaan daya larut yang cukup besar antara zat yang dimurnikan dengan pengotornya, tidak meninggalkan zat pengotor pada Kristal dan mudah dipisahkan dari Kristal. Prinsip rekristalisasi yaitu perbedaan kelarutan antara zat yang akan dimurnikan dengan kelarutan zat pencampur/pencemarnya. DAFTAR PUSTAKA Tim dosen Kimia Anorganik II. 2016. Penuntun Praktikum Kimia Anorganik II. Jayapura Laboratorium Pendidikan Kimia Universitas Cenderawasih. Asyura, Jainudin. "Laporan Praktikum Kimia Anorganik I" Diakses 2013. Foto-foto praktikum Proses Penguapan larutan NaCl Kristal NaCl yang diperoleh setelah penguapan Kristal NaCl yang diperoleh setelah penguapan Kristal NaCl yang diperoleh setelah penguapan Kristal NaCl yang diperoleh setelah penguapan Foto saat berlangsungnya praktikum
CaraPenjemuran. Cara penjemuran gabah dihamparkan di lamporan setipis mungkin, namun untuk efisiensi dan mengurangi pengaruh lantai semen yang terlalu panas maka tebal lapisan dianjurkan sekitar 5 - 7 cm. Padi harus sering dibolak-balik secara merata minimal 2 jam sekali. Pengeringan padi dapat dilakukan selama + 1 - 3 hari tergantung dengan
Ilustrasi garam kosher. Dok. Shutterstock/Michelle Lee Photography - Garam merupakan salah satu bumbu utama yang memberi cita rasa dalam masakan. Ada 20 jenis garam di dunia, salah satunya garam kosher. Diantara jenis garam tersebut, garam kosher merupakan salah satu bumbu dapur utama yang sehat dan baik untuk tersebut karena garam kosher tidak melalui proses pemurnian, tidak mengandung zat anti penggumpalan atau yodium. Nama garam kosher erat kaitannya dengan tradisi kuliner orang Yahudi, yaitu Khasrut. Baca juga Apa Fungsi Garam pada Proses Pembuatan Es Krim? Salah satu pedoman tradisi agama ini adalah dilarang makan daging yang masih mengandung darah. Oleh karena itu, orang Yahudi harus menemukan cara yang halal untuk menghilangkan darah dari daging. Akhirnya mereka menggunakan sejenis garam berbutir kasar untuk menghilangkan darah dari daging. Garam kosher tidak selalu digunakan untuk tradisi kuliner Yahudi, tetapi bisa juga digunakan untuk hal lainnya. Saat ini garam kosher banyak digunakan dalam berbagai sajian ala barat khususnya Amerika Serikat. Baca juga Cara Membuat Es Krim dengan Garam dan Es Batu, Hasilnya Lembut Berikut penjelasan lebih lanjut mengenai garam kosher, seperti dikutip dari Seasalt dan Apa itu garam kosher? Dok. Shutterstock/BublikHaus Ilustrasi daging ditaburi garam kosher. Tag 5 Cara Simpan Garam Masala agar Tidak Menggumpal Beda Garam Himalaya dengan Garam Dapur Biasa Resep Tahu Cabe Garam ala Restoran, Bisa Jadi Camilan atau Lauk Apa itu Garam Masala? Bumbu khas India yang Bikin Sedap Masakan Berita Terkait5 Cara Simpan Garam Masala agar Tidak MenggumpalBeda Garam Himalaya dengan Garam Dapur Biasa Resep Tahu Cabe Garam ala Restoran, Bisa Jadi Camilan atau LaukApa itu Garam Masala? Bumbu khas India yang Bikin Sedap Masakan Rekomendasi untuk anda Powered by Jixie mencari berita yang dekat dengan preferensi dan pilihan Anda. Kumpulan berita tersebut disajikan sebagai berita pilihan yang lebih sesuai dengan minat Anda. Terkini Lainnya
PemisahanCampuran Kristalisasi adalah suatu cara untuk memisahkan zat padat dari sebuah komponen lain penyusun campuran. Pada Zat padat tersebut dalam keadaan lewat jenuh akan membentuk kristal. Namun zat padat tidak bisa dipisahkan dengan larutan menggunakan cara penyaringan. Pada jenis zat padat, misalnya seperti gula dan garam yang
Garam dapur selain mengandung NaCl juga mengandung ion-ion pengotor. Ion pengotor itu antara lain Fe3+, Ca2+, Mg2+, SO42- dan CO32-. Identifikasi terhadap ion-ion pengotor ini dilakukan guna memastikan adanya pengurangan ion-ion tersebut. Identifikasi awal secara kualitatif ion Fe3+, Ca2+, Mg2+ diperoleh hasil positif. Setelah dilakukan pemurnian dengan penambahan bahan pengikat impurities, identifikasi dilakukan secara kualitatif. Identifikasi ion Fe3+ dilakukan dengan penambahan NH3 dan NaOH. Penambahan NH3 dimaksudkan untuk mengendapkan Fe3+ sebagai FeOH3 dan penambahan NaOH dimaksudkan untuk mengendapkan Fe3+ sebagai FeOH3. Reaksi Fe3+aq + NH3aq + 3H2Ol FeOH3s + 3NH4+aq Fe3+aq + NaOHaq FeOH3s + OH-aq Identifikasi ion Ca2+ dilakukan dengan penambahan NH42CO3 dan H2SO4. Penambahan NH42CO3 dimaksudkan untuk mengendapkan Ca2+ sebagai CaCO3, sedangkan penambahan H2SO4 dimaksudkan untuk mengendapkan Ca2+ sebagai CaSO4. Reaksi Ca2+aq + NH42CO3aq CaCO3s + 2NH4+aq Ca2+aq + H2SO4aq CaSO4s + 2H+aq Identifikasi ion Mg2+ dilakukan dengan penambahan NaOH dan Na2CO3. Penambahan NaOH dimaksudkan untuk mengendapkan Mg2+ sebagai MgOH2, sedangkan penambahan Na2CO3 dimaksudkan untuk mengendapkan Mg2+ sebagai MgCO3. Reaksi Mg2+aq + NaOHaq Mg OH2s + OH-aq Mg2+aq + Na2CO3 aq Mg CO3s + 2Na+aq Identifikasi awal secara kualitatif untuk ion sulfat dan ion karbonat diperoleh hasil positif. Uji ion sulfat dilakukan dengan penambahan HCl dan BaCl2. Penambahan HCl dilakukan untuk membuat larutan supaya menjadi asam, sedangkan penambahan BaCl2 untuk mengendapkan ion sulfat. Reaksi SO42-aq + Ba2+aq BaSO4s Uji ion karbonat dilakukan dengan penambahan larutan AgNO3 sampai terbentuk endapan. Endapan yang terbentuk dibagi dua. Yang pertama ditambah dengan larutan HNO3, yang kedua ditambah dengan larutan amonia. Reaksi CO32- aq + AgNO3aq Ag2CO3s + NO3-aq Ag 2CO3s + 2HNO3l 2AgNO3aq + H2CO3aq Ag 2CO3s + NH3l 2AgNH32+aq + CO32-aq Berdasarkan hasil identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur, identifikasi terhadap sampel garam dapur sebelum dilakukan pemurnian dengan penambahan bahan pengikat impurities menunjukkan bahwa ion Fe3+, Ca2+, Mg2+, SO42- dan CO32- positif, hal ini ditunjukkan dengan adanya endapan pada saat dilakukan uji kualitatif. Sedangkan setelah dimurnikan dengan penambahan bahan pengikat impurities menunjukkan ion Fe3+ negatif, ion Ca2+ negatif, ion Mg2+ negatif, ion SO42- dan ion CO32- negatif. Hal ini berarti bahwa bahan pengikat impurities yang ditambahkan ke dalam garam dapur pada proses pemurnian garam dapur melalui metode rekristalisasi dapat mengikat ion-ion pengotor dalam garam dapur, sehingga ion-ion pengotor yang ada dalam garam dapur tersebut berkurang. Hasil Penelitian yang didapat mengenai kadar air, kadar NaCl dan identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur disajikan dalam tabel 3. Tabel 3. Hasil penelitian terhadap kadar air, kadar NaCl dan identifikasi ion-ion pengotor dalam garam dapur. No Garam Kadar Air % Kadar NaCl % Fe3+ Ca2+ Mg2+ SO42- CO3 2-1. 2. 3. Awal Rekristalisasi Beredar dipasaran 9,20 3,62 4,01 90,30 98,53 96,43 + - - + - - + - - + - - + - - Proses Pemurnian Garam Proses pemurnian garam krosok bertujuan untuk menghilangkan kotoran yang mungkin bercampur dengan garam, baik yang larut maupun yang tidak larut dalam air, agar kadar NaCl dalam garam memenuhi syarat mutu garam konsumsi yaitu 94,7 %. Untuk memisahkan pengotor yang tidak larut dalam air dapat dilakukan dengan penyaringan menggunakan kertas saring. Sedangkan pengotor yang masih larut merupakan pengotor yang berupa ion. Ion-ion yang terdapat dalam garam antara lain Fe3+, Ca2+, Mg2+, CO32-, dan SO42-. Pengotor-pengotor yang berupa ion dapat dipisahkan dengan cara pengendapan yaitu dengan menambahkan senyawa yang dapat bereaksi dengan ion-ion tersebut membentuk senyawa yang tidak larut dalam air. Pada proses pemurnian garam ini diperoleh peningkatan kadar NaCl. Garam krosok yang semula kadar NaCl –nya hanya 90,30 % meningkat menjadi 98,53 %. Sedangkan kadar NaCl pada garam beriodium yang telah beredar di pasaran rata-rata 96,43 %. Pada proses pemurnian dilakukan dengan langkah-langkah sebagai berikut Untuk memisahkan pengotor yang tidak larut dalam air dilakukan dengan cara sebagai berikut Garam krosok dimasukkan dalam air kemudian dipanaskan hingga mendidih, proses pemanasan bertujuan agar semua garam dapat larut dalam air. Proses berikutnya adalah proses penyaringan yang dilakukan pada saat larutan masih panas, tujuannya untuk menghindari terbentuknya kristal NaCl kembali. Proses penyaringan yang dilakukan akan memisahkan antara pengotor yang tertinggal sebagai residu dan larutan hasil penyaringan sebagai filtrat. Filtrat yang diperoleh akan mengalami proses pemurnian lebih lanjut untuk memisahkan pengotor yang masih ikut larut dalam bentuk ion. Proses pemisahan pengotor yang berupa ion yang masih larut dilakukan dengan cara menambahkan senyawa-senyawa berikut CaO untuk mengendapkan ion Fe3+ membentuk senyawa FeOH3. FeOH3 memiliki kelarutan dalam air yaitu endapan yang dibentuk merupakan endapan coklat kemerahan. Reaksi yang terjadi adalah sebagai berikut CaO + H2O CaOH2 CaOH2 Ca2++ 2OH- Fe3+ + 3OH- FeOH3 larutan BaOH2 dilakukan tetes demi tetes sampai tidak terjadi endapan untuk menghindari penambahan yang berlebihan. Penambahan larutan ini untuk mengendapkan ion-ion yang mungkin masih tersisa setelah penambahan CaO. Endapan yang dihasilkan adalah endapan putih, ion SO42- membentuk senyawa BaSO4 dengan kelarutan dalam air sehingga senyawa ini juga akan mengendap dan endapan yang diperoleh juga berupa endapan putih. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan BaOH2 adalah sebagai berikut Ba2+ + SO42- BaSO4 endapan putih Ksp 1. 10-10 Senyawa BaOH2 juga akan mengendapkan ion Fe3+ dan ion Mg2+ yang membentuk senyawa FeOH3 dan senyawa MgOH2. FeOH3 memiliki kelarutan dalam air yang sagat kecil yaitu 10-36, sedangkan MgOH2 memiliki kelarutan dalam air 10-11. Dikarenakan kelarutan dalam air yang kecil, maka FeOH3 dan MgOH2 akan mengendap. Fe3+ + OH- FeOH3 endapan coklat kemerahan Ksp 1. 10 -36 Mg2+ + OH- MgOH2 endapan putih Ksp 1. 10-11 Penambahan BaOH2 yang berlebih dapat menyebabkan senyawa iodium yang ikut larutan akan bereaksi membentuk endapan. Senyawa iodium dalam garam biasanya berupa senyawa iodat, sehingga endapan yang terjadi merupakan endapan dari senyawa garam iodat. Senyawa garam iodat yang terbentuk adalah barium iodat BaIO32. senyawa BaIO32 mengendap karena memiliki kelarutan yang cukup kecil dalam air yaitu 2. 10-9. Reaksi pembentukan endapan BaIO32 adalah sebagai berikut Ba2+ + IO3- BaIO32 endapan putih Ksp 2. 10-9 NH42CO3 untuk mengendapkan ion-ion yang mungkin masih ada dalam larutan garam. Ion tersebut adalah ion Ca2+ dan ion Ba2+ yang akan mengendap sebagai senyawa CaCO3 dan BaCO3. CaCO3 dan BaCO3 mengendap karena memiliki Ksp yang kecil yaitu 5. 10-9. Reaksi yang terjadi pada saat penambahan NH42CO3 adalah sebagai berikut Ca2+ + CO32- CaCO3 endapan putih Ksp 5. 10-9 Ba2+ + CO32- BaCO3 endapan putih Ksp 5. 10-9 Penyaringan tidak dilakukan pada masing-masing tahap, tetapi penyaringan dilakukan setelah semua larutan ditambahkan. Setelah proses penyaringan dilakukan, maka filtrat yang dihasilkan harus dinetralkan dengan asam HCl. Penggunaan HCl untuk menetralkan larutan, karena larutan yang ditambahkan pada proses pengendapan bersifat basa. Penambahan HCl dilakukan setelah penyaringan, agar ion Na2+ tidak membentuk NaCl dan ikut mengendap bersama pengotor yang dapat menyebabkan berkurangnya rendemen. Untuk memperoleh kristal garam murni dilakukan cara penguapan dan pengeringan dalam oven.
MahasiswaITS Ciptakan Mesin Pemurnian Garam. Selasa, 8 Agustus 2017 8:18 WIB Nur mengatakan tingkat kemurnian garam krosok masih rendah dan banyak mengandung zat yang mengotori garam sehingga belum bisa dijadikan sebagai garam industri. Larutan garam bersih lalu disaring di tabung lain. Setelah dipanaskan, kristal garam dapur akan
Telahdilakukan pemurnian garam dapur melalui penambahan bahan pengikatpengotor pada proses kristalisasi air tua dalam pembuatan garam dapur dengan tujuandiperoleh garam dapur yang berkadar NaCl tinggi.Sampel dalam penelitian ini adalahair tua dari Meteseh, Kec. dan larutan Na2C2O4 – Na2CO3 yang divariasikonsentrasinya. Kadar air
.